Saya telah melangkah terlalu jauh, hingga aku telah mendapatkan kenangan pahit yang hingga hari ini tetap dapat kurasakan. Sakit memang, namun tak tega. Dia hanya manusia biasa dan aku bukanlah siapa-siapa.
Aku hanya ingin dia mengerti akan perasaanku yang dari dulu kurasakan, terkadang aku menuntutnya untuk bisa membaca pikiranku & perasaanku. Untuk beberapa saat kukira ia benar-benar mengerti, namun selebihnya ia kembali lagi seperti semula.
Satu hari sempat aku lewati penuh dengan kekecewaan, sakit hati dan luapan emosi tak terkendalikan, namun aku belajar untuk tetap tegar. Mungkin ia telah menyadari perbedaan diriku yang sekarang ia rasakan, aku tak banyak bicara bahkan menatapnya saja aku acuh tak acuh.
Dia mengkhianati diriku, saya telah berpikir apakah aku mempunyai salah? Hingga ia benar-benar menusukku dari belakang. Aku terlalu sayang terhadap dirinya. Namun cinta tulus bukanlah segalanya. Layaknya mengukir air, hilanglah sudah bekasnya. Terima kasih selama ini aku telah belajar “segalanya” darimu. Aku tak ingin ini terjadi lagi padaku. Selama bayanganku tetap disisiku ia akan tetap menjadi sahabatku. Walaupun tak bisa bicara namun ia setia disampingku dan menemaniku.
-Terima kasih pernah mewarnai hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar